Metode Pembelajaran Menulis

Abstrak :  Sebagai tenaga pendidik yang profesional, guru wajib untuk dapat memberikan materi pembelajaran dengan baik.  Dibutuhkan suatu keterampilan dalam memilih metode, pendekatan, teknik, model, dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa, terutama pembelajaran menulis, guru dapat menerapkan metode-metode pembelajaran menulis sehingga siswa tidak merasa malas dalam mengikuti pembelajaran tersebut.  Bahkan, dapat meningkatkan kemampuannya untuk dapat menulis, seperti menulis artikel, hasil wawancara, naskah pidato, dan sebagainya.

Kata Kunci:  Pembelajaran Keterampilan Berbahasa, menulis, metode pembelajaran menulis

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi.  Berbahasa terjadi karena adanya interaksi sosial seseorang terhadap orang lain.  Namun, tidak setiap orang dapat berinteraksi secara spontanitas.  Terkadang seseorang melakukan kesalahan dalam berbahasa.  Kesalahan dalam berbahasa ini terbagi menjadi dua, yakni kesalahan dalam ucapan atau tulisan.

Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah, siswa dibekali untuk dapat berkomunikasi dengan baik, terutama dalam hal menulis.  Namun, kenyataannya selama ini para siswa merasa kesulitan dalam membuat suatu tulisan sehingga malas dalam mengikuti pembelajaran menulis.  Peran guru sebagai fasilitator dan motivator perlu dikedepankan untuk memecahkan masalah tersebut.  Guru harus mencari suatu metode yang memudahkan siswa dalam membuat suatu tulisan.  Oleh karena itu, berbagai metode perlu diterapkan, seperti metode langsung, metode komunikatif, metode konstruktivistik, dan sebagainya.

PEMBAHASAN

Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau penjelasan semata, atau kegiatan menghafal melainkan hanya dapat diraih dengan melakukan kegiatan berbahasa .  Dalam pembelajaran itu, ada empat aspek keterampilan yang harus dikuasai, ada keterampilan menyimak/mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.  Semua aspek keterampilan tersebut memiliki ranah sendiri-sendiri.  Namun, keempat keterampilan tersebut selalu berkaitan antara yang satu dengan yang lain.

Dalam pembelajarannya pun tidak terlepas dari sebuah pendekatan, metode, dan teknik.  Kita sering dikacaukan dengan ketiga istilah tersebut (pendekatan, metode, dan teknik).  Ketiga istilah ini pada dasarnya mempunyai pengertian yang berbeda yang berada dalam kerangka yang hierarkis.  Pendekatan sebagai suatu kerangka umum yang akan  dijabarkan ke dalam metode kemudian secara operasional akan diwujudkan ke dalam teknik pembelajaran.

Pendekatan mengacu pada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa sebagai sumber atau prinsip pengajaran bahasa.  Pendekatan bersifat aksiomatis, dalam arti kebenaran teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.

Metode dalam pengajaran bahasa diartikan sebagai perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran secara teratur.  Metode bersifat prosedural, dalam arti penerapan satu metode hendaknya dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan bertahap dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, dan penilaian hasil belajar, serta proses belajar mengajar.

Teknik dalam pengajaran bahasa mengacu pada pengertian implementasi perencanaan pembelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran berupa berbagai macam cara dan kiat untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.  (Ahmad dan Alek. 2009: 66). Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar.  Sejarah mengenai tulisan dapat ditelusuri ke tahun 3001 SM pada bangsa Sumeria yang hidup di Mesopotamia purba di antara sungai Tigris dan Euphrates.  Pada saat itu orang belum memakai tanda atau huruf seperti yang dipakai sekarang.  Mereka memakai apa yang dinamakan cuneiform,  yakni gambar-gambar yang melambangkan benda atau konsep.  Piktograf (Pictograph) ini digoreskan pada tanah liat dan kalau dirasakan perlu kalau disimpan, tanah liat ini lalu dibakar sehingga goresan-goresan tadi menjadi permanen. (Green dalam Dardjowidjojo, 2005: 292).

Senada dengan pendapat Ahmad, Tarigan mengemukakan (2008: 21) bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan  suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka pengertian menulis adalah suatu aktivitas menciptakan suatu catatan informasi dalam bentuk lambang grafik atau aksara.

Metode Pembelajaran Menulis

Dalam pembelajaran menulis, dipergunakan beberapa metode, yaitu:

1. Metode langsung

Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan.  Sebagai contoh: guru menunjukkan gambar banjir yang melanda suatu sebuah desa atau melihat langsung peristiwa banjir di sebuah desa.  Dari gambar tersebut, siswa dapat membuat tulisan secara runtut dan logis berdasarkan gambar.

2. Metode Komunikatif

Desain yang bermuatan metode komunkatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa.  Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog.  Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas.  Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.

3. Metode Integratif

Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.  Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.  Sebagai contoh: menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan membaca.  Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi.  Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia  dengan matematika atau dengan bidang studi lain.

4. Metode Tematik

Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa.   Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.

5. Metode Konstruktivistik

Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan.  Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka.  Konstruktivistik dimulai dari masalah yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.

6. Metode Kontekstual

Pembelajaran dengan menggunakan metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.  Metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi.  Siswa dapat belajar dalam situasi dunia  nyata, tidak dalam dunia awang-awang. (http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-pembelajaran-menulis/

Budinuryanta dkk. Mengemukakan bahwa selain dari metode-metode tersebut di atas, pada dekade akhir ini, ramai dibicarakan metode-metode mutakhir dalam pembelajaran bahasa, salah satunya adalah pembelajaran menulis, antara lain:

        a.    Community Language Learning (CLL)

Metode humanistik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dengan ciri bahwa fisik dan psikis siswa menjadi perhatian utama metode ini.  Guru dan siswa bertindak sebagai konselor dan klien sebagaimana dalam teori ilmu jiwa pendidikan.  Ada enam konsep yang dapat menumbuhkan semangat belajar, yaitu: security, attention, agression, retention, reflection, dan discriminition.

        b.    Metode Suggestopedy

Metode ini lebih mengarahkan pada pemberian sugesti kepada para siswa bahwa semua siswa dapat membuat suatu tulisan.  Dalam penciptaan sugesti ini, harus diciptakan suasana yang menjadikan siswa merasa tenang, santai, menikmati suasana sehingga mental mereka benar-benar siap menerima materi pelajaran (menulis) tanpa paksaan.

        c.    Metode Total Physical Response

Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan kepada siswa terutama dalam membekali dirinya dengan keterampilan komprehensif  hingga mereka betul-betul merasa siap untuk menulis meski diakui bahwa para siswa tetap kesulitan untuk mengungkapkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan.  Untuk membantu pembekalan ini, guru disarankan memanfaatkan gerakan tubuh karena sebenarnya otak dan sistem saraf manusia untuk menguasai bahasa itu sudah ada.

        d.    Metode The Silent Way

Metode ini lebih menitikberatkan pada pemberian kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan antara lain dengan membiasakan siswa berlatih menulis buku harian, puisi, jadwal/agenda kegiatan, dan sebagainya.  Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak dibenarkan berbicara kecuali pada saat memberikan bahan/materi baru.  Jadi, penanganan kelas dilakukan dengan gerkan tangan, senyum, gelengan kepala, dan sebagainya.  Cara yang mudah dilakukan adalah dengan mengajak siswa menonton televisi atau drama.  Setelah itu, mereka disuruh menuliskan isi cerita dari tontonan yang baru mereka lihat. (2008: 12.11-12.12)

KESIMPULAN

Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah. Pada saat pembelajaran tersebut, terdapat kendala yang dihadapi siswa.  Salah satunya adalah bahwa siswa sangat kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, ide, pengalaman, atau perasaannya ke dalam bentuk tulisan.  Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut, guru dapat menggunakan  metode-metode yang menjadi metode alternatif dalam pembelajaran menulis, seperti: metode langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode tematik, metode konstruktivistik, atau metode kontekstual.  Selain itu, dapat dipergunakan pula metode yang mutakhir, seperti: community language learning, metode suggestopedy, metode physical response, atau metode the silent way. Diharapkan dengan penggunaan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis.

DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo, Soenjono.  2005. Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia).  Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

H.P, Ahmad  dan Alek.  2009.  Buku Ajar Bahasa Indonesia.  Jakarta: FTIK Press (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tarigan, Henry Guntur.  2008.  Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Membaca. Bandung: Angkasa.

Y, Budinuryanta dkk.  2008.  Pengajaran Keterampilan Berbahasa.  Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

http://mgmpbindobogor.wordpress.com/2009/10/16/metode-pembelajaran-menulis

Leave a comment