Strategi Pembelajaran Bahasa dengan Menggunakan Media Berbasis Komputer

A.  Latar Belakang

          Pada hakikatnya, guru berperan sebagai pentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) dan pentransfer nilai-nilai (transfer of value).  Mentransfer pengetahuan hanya sebatas proses mengajar dan menyampaikan materi pelajaran sedangkan mentransfer nilai-nilai lebih ke arah membimbing, membina, dan mengawasi peserta didik. Guru dituntut untuk melakukan persiapan  mulai dari tujuan pembelajaran; penggunaan media dan model pembelajaran; teknik dan strategi pembelajaran; materi/bahan pembelajaran; dan lain-lain. Semakin baik perencanaan dan persiapan pelaksanaan pembelajaran dilakukan, semakin baik pula target/hasil yang dicapai.  Proses pembelajaran makin terawasi, teramati, dan terkontrol.  Di sinilah tingkat keprofesionalan guru dalam konteks kompetensi paedagogiknya dipertaruhkan. Salah satu yang terpenting adalah proses penyusunan strategi dan media pembelajaran (dalam hal ini difokuskan pada pembelajaran bahasa).

                 Namun pada kenyataannya, masih banyak guru yang kurang menguasai strategi pembelajaran dengan menggunakan suatu media pembelajaaran.  Hal tersebut  dapat berimbas kepada tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri tidak dapat tercapai, salah satunya adalah peserta didik mudah bosan dan jenuh dalam belajar bahasa.

                Alternatif yang dapat dilakukan adalah perumusan strategi pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer. Dengan media komputer, memungkinkan adanya proses pembelajaran yang lebih variatif, terlebih bahwa dalam kurikulum 2013, teknologi informasi terintegrasi kepada semua jenis mata pelajaran sehingga semua dapat berjalan dengan lancar.

                Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang strategi pembelajaran bahasa dengan menggunakan media komputer.

B.    Tujuan

1.   Memberikan gambaran tentang strategi pembelajaran bahasa dengan menggunakan media komputer.

2.   Memberikan alternatif pembelajaran bahasa agar lebih variatif.

C.  Tinjauan Pustaka

      1.  Hakikat Strategi

                Saladin mengemukakan bahwa kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos atau  strategis yang berarti seni para jenderal.[1]

                Masitoh dan Dewi mengemukakan bahwa strategi adalah usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan.  Awalnya, istilah ini digunakan dalam lingkungan militer, tetapi istilah ini dapat digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama.[2]

                Adapun Wena mengemukakan bahwa strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.[3]

                Senada dengan pendapat Wena, Yusuf mengemukakan bahwa strategi dapat diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target meskipun tidak ada jaminan akan keberhasilannya.  Istilah strategi memang banyak digunakan dalam dunia militer, tetapi di bidang lain pun tampaknya banyak juga yang menggunakannya meskipun dalam arti yang berbeda dan tujuan yang berbeda.[4]

                Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah usaha, cara, rencana menyeluruh untuk mencapai suatu tujuan.

2.  Hakikat Pembelajaran

          Masitoh dan Dewi mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dan pendidik, melibatkan unsur-unsur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan .[5]

         Adapun Munadi mengungkapkan bahwa “Pembelajaran merupakan usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa”. [6]

                Degeng dalam Wena menyatakan bahwa “Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa”.[7]

             Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang terencana dalam membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan.

3.  Hakikat Strategi Pembelajaran

            Wena pun mengemukakan bahwaStrategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa”. [8]

       Masitoh dan Dewi mengemukakan bahwa “Strategi pembelajaran diartikan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian”.[9]

          Rahman mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah Segala upaya pengajar/guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar- mengajar dengan memperhatikan komponen dan faktor yang menunjang berhasilnya pembelajaran yang disampaikan di dalam kelas. [10]

                Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah segala upaya guru dalam

membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

4.  Hakikat Media

        Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.  Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasaa-il) atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.[11]

       Sadiman dkk menyatakan bahwa “Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya”.[12]

           Senada dengan pendapat Arsyad, Budinuryanta dkk. mengemukakan bahwa media adalah “Segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan”.[13]

              Munadi mengemukakan bahwa media adalah “Pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi yang lainnya”.[14]

           Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang mengantarkan pesan dari suatu sumber kepada penerima pesan baik dalam bentuk yang tercetak maupun audiovisual.

5.  Hakikat Media Pembelajaran

         Media pembelajaran adalah “Manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.[15]

              Senada dengan pendapat Arsyad, Budinuryanta mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “Setiap orang, bahan atau alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. [16]

            Media pembelajaran dapat dipahami sebagai “Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”. [17]

            Selain itu, media pembelajaran diartikan sebagai “Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar”[18].

            Sadiman dkk. mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah “Segala sesuatu  yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.[19]

         Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan isi pelajaran kepada siswa sehingga proses belajar-mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.

6. Hakikat Komputer           

               Menurut Daryanto dalam Deni, kata “komputer” berasal dari bahasa Inggris “to compute”, yang berarti menghitung. Sedangkan “Computer” berarti alat penghitung.  Kemudian kata computer tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi komputer.  Berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, komputer dapat didefinisikan sebagai peralatan elektronik yang bekerja secara koordinatif dan integratif berdasarkan program, dapat menerima masukan berupa data, mengolahnya dalam memori, dan menampilkan hasil berupa informasi.[20]

              Adapun menurut Oxford dalam Hartoyo, “Komputer merupakan alat elektronik yang memiliki kemampuan untuk menerima informasi (data) dan melakukan serangkaian operasi logis sesuai dengan instruksi prosedural (program) untuk menghasilkan bentuk informasi atau sinyal”. [21]

              Senada dengan pendapat Oxford dalam Hartoyo, Munadi menyatakan bahwa komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori multimedia yang mampu mengolah berbagai macam simbol bahasa sebagai stimulus, mulai dari angka, huruf, kata, simbol suara, gambar diam, gambar gerak, dan lain-lain.[22]

Arsyad mengemukakan bahwa:

              “Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.  Satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (misalnya keyboard dan writig pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori yang menyimpan data yang akan diproses oleh CPU baik secara permanen(ROM) maupun untuk sementra (RAM), dan output (misalnya layar) monitor, printer, atau plotter”.[23]

              Yusuf mengemukakan bahwa komputer adalah mesin yang mampu menyimpan, mengolah dan kemudian memanggil data yang telah disimpannya dalam waktu yang sangat singkat, walaupun data itu besar sekali jumlahnya.[24]

              Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komputer adalah mesin elektronik yang otomatis melakukan penyimpanan, pengolahan, pemanggilan data yang telah disimpannya dalam waktu yang singkat untuk menghasilkan bentuk informasi atau sinyal.

D. Pembahasan

              Strategi pembelajaran dengan menggunakan media komputer ini menurut Hick & Hide dalam Wena adalah: “A teaching process directly involving a computer in the presentation of instructional materials in a interactive made to provide and control the individualized learning environment for each individual student”.  Siswa akan berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh seorang siswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh siswa lain.  Salah satu ciri yang paling menarik dari pembelajaran ini terletak pada kemampuan berinteraksi secara langsung dengan siswa. [25]

1)  Bentuk Pemanfaatan

          Ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, meliputi:

a)  Multimedia Presentasi

       Multimedia Presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat teoritis yang digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun kelompok besar.  Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector (LCD/Viewer) yang memiliki jangkauan pancar yang cukup besar.

                 Pemanfaatan multimedia dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak, yakni Power Point. Hal ini dapat mempermudah kegiatan presentasi sehingga pembelajaran menjadi dinamis dan menarik perhatian siswa. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan menggunakan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran, di antaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.

b)  Program Multimedia Interaktif

              Multimedia interaktif dapat digunkan dalam pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa.  Penggunaan media ini cocok untuk mengajarkan suatu proses tau tahapan, misalnya cara membacakan  puisi, cara menulis puisi, dan lain-lain.  Kelebihan multimedia ini sebagai media pembelajaran di antaranya: (a)  interaktif, (b)  memberikan iklim afeksi secara individual, (c)  meningkatkan motivasi belajar, (d)  memberikan unpan balik, (e)  kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada peggunanya.

              Adapun kelemahan multimedia interaktif ini di antaranya: (a)  pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional, (b)  pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.

c)  Model Simulasi (Simulations)

            Multimedia berbasis komputer ini ditambah software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.  Melalui model ini para siswa dihadapkan pada situasi kehidupan nyata,  misalnya tampilan dalam bentuk animasi yang memungkinkan para siswa untuk melakukan praktik tanpa harus berada di tempat sebenarnya juga menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan para siswa.

d)  Video Pembelajaran

            Video ini bersifat interaktif tutorial yang membimbing para siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.  Para siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik seperti yang diajarkan dalam video.  Kelebihan dan kekurangan video model ini sama halnya dengan video.[26] Model pembelajaran ini menyediakan rancangan pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pembelajaran dan latihan yang disertai umpan balik.

e)  Latihan dan Praktik (drill and Practice)

              Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan kemudian komputer akan memberi respons (umpan balik) atas jawaban yang diberikan siswa.  Model ini hampir sama dengan pekerjaan rumah yang diberikan pada siswa kemudian guru memberikan umpan balik.  Namun, dalam pembelajaran dengan menggunakan media komputer ini, balikan akan diberikan segera pada masing-masing siswa sehingga mereka mengetahui di mana letak kesalahannya.

f)  Model Penemuan (Problem Solving)

         Penemuan adalah istilah umum untuk menjelaskan kegiatan yang mempergunakan pendekatan induktif dalam pembelajaran, misalnya penyjian masalah-masalah yang dipecahkan oleh para siswa dengan cara mencoba-coba.  Model ini mendekati kegitan belajar di laboratorium dan kegiatan belajar nyata yang biasa dilakukan di luar kelas.  Berbeda dengan belajar latihan /hafalan, tujuan model ini adalah pengertian yang lebih mendalam mengenai masalh yang pelik.  Melalui pemecahan yang bercabang yang rumit serta kemempuan komputer menyimpan data, lebih banyak para siswa yang memusatkan belajar di laboratorium.   

g)  Model Permainan (Games)

            Model permainan dapat mengakibatkan unsur-unsur simulasi.  Melalui model ini, guru dapt memanfaatkan permainan-permainan yang sudah diprogram dalam komputer itu sendiri juga dapat membuat atau merancang permainan sendiri yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran.

            Agar guru dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis komputer, diperlukan keterampilan dari pihak guru serta sikap positif terhadap kemajuan tersebut mengingat hal tersebut senantiasa memerlukan peran guru, sekalipun mengubah peran guru. [27]

2)  Langkah Pengembangan

       Pengembangan pembelajaran ke dalam program komputer yang sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan, dilakukan dengan langkah-lngkah sebagai berikut:

(1)  Perancangan bahan ajar ke dalam program komputer.

(2) Pembuatan media untuk pembelajaran meliputi pengambilan gambar dan pembuatan animasi.

(3)   Penggabungan gambar/animasi ke dalam bahan ajar komputer.

(4)  Untuk produksi, melibatkan programer komputer grafis, juru kamera, teknisi dan objek lingkungan yang terkait dengan pembelajaran.[28]

3)  Indikator Penilaian

            Ada beberapa indikator penilaian yang dapat digunakan untuk menilai apakah produk pembelajaran berbasis komputer telah memenuhi syarat pembelajaran.  Secara umum indikator-indikator tersebut antara lain sebagai berikut:

(1)  Tingkat kedalaman materi

(2)  Urutan penyajian/pengorganisasian isi pembelajaran

(3)  Kejelasan penggunaan bahasa

(4)  Kejelasan tabel, gambar/grafik/animasi

(5)  Tampilan secara keseluruhan

4)   Contoh Aplikasi Pembelajaran Bahasa

(1)  Pengolahan Kata

            Dalam pengolahan kata ini, guru dapat menciptakan:

a)  Teks-teks bacaan (teks-teks dengan kata-kata yang dihilangkan atau kata-kata yang kehilangan tanda baca, akhiran kata dan akhiran yang menunjukkan pengertian plural) agar diselesaikan para siswa.

b)  Penyusunan sebuah cerita dalam urutan kronologis atau penyelesaian cerita.

c)   Penggunaan pengecekan ejaan dan tata bahasa dalam cara yang tepat.

a)   Tujuan  

         Siswa harus bisa menggunakan pengolahan kata secara terampil dan cerdas untuk menghasilkan berbagai macam dokumen yang terstruktur dan bisa dibaca dalam beberapa mata pelajaran yang mereka pelajari.

b)   Muatan

(a)  Siswa pertama kali harus mempelajari bagaimana menggunakan pengolahan kata di bawah pengawasan seorang guru.

(b) Siswa harus mulai dengan memasuki latihan-latihan yang sederhana tetapi bermakna.

(c) Siswa harus mengetahui bagaimana menggunakan berbagai macam fitur (misalnya bold, italic, underline, justified margins, centring, superscript, subscript, fonts, headers and footers, tables, replace text, dan insert data) yang disediakan oleh pengolahan kata (word processor) dan bisa menggunaakan kegunaan-kegunaan tambahan seperti spell templater, checkers, grammar chekers, dictionary, thesaurus, dan merge facilities.  Aktivitas-aktivitas yangbermakna dengan menggunakan pengolahan kata mencakup persiapan surat-surat personal atau bisnis, undangan-undangan ke acara-acara sekolah, dan daftar-daftar acara sekolah.

(d) Siswa dapat menggunakan pengolahan kata secara mandiri untuk menghasilkan berbagai macam dokumen yang dapat dibaca dan terstruktur dalam bentuk yang dapat dipresentasikan.

(e) Siswa mampu membuat putusan-putusan yang cerdas tentang apakah pengolahan kata merupakan metode yang paling efisien atau tidak untuk tugas-tugas tertentu.

c)   Sumber

1.  Sumber minimal yang penting

       Satu komputer untuk satu siswa, software pengolahan kata, bahan-bahan yang dipersiapkan guru (lembaran-lembaran latihan dan sampel-sampel file).

2.   Sumber ekstra pilihan

       Mudah memahami manual-manual tentang software pengolahan kata, multimedia projector daan overhead projector, artikel-artikel majalah tentang pengolahan kata yang ada di pasar. [29]

E.  Simpulan dan Rekomendasi

a)   Simpulan

            Berdasarkan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan:

1.   Ada beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran bahasa, meliputi: (1)  Multimedia presentasi;  (2)  Program multimedia interaktif;  (3) Model simulasi;  (4) video pembelajaran;  (5)  Latihan dan Praktik;   (6) Model Penemuan;   (7) Model Permainan.

2.  Guru perlu menciptakan latihan-latihan sederhana yang memungkinkan siswa dapat memahami materi pembelajaran bahasa dengan cepat.

b)  Rekomendasi

            Berdasarkan simpulan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan:

1. Hendaknya guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator pembelajaran bahasa bagi siswa.

2.  Hendaknya guru dapat merumuskan tujuan dan strategi pembelajaran bahasa agar siswa lebih memahami materi pembelajaran.

3. Hendaknya guru memberikan alternatif pembelajaran bahasa dengan menggunakan media komputer agar pembelajaran menjadi lebih variatif.

4. Hendaknya siswa mampu meningkatkan motivasi belajarnya selama pembelajaran bahasa dengan menggunakan media komputer.

 

Daftar Pustaka


Arsyad, Azhar.  2013.  Media Pembelajaran.  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Budinuryanta dkk.  2008.   Pengajaran Keterampilan Berbahasa.  Jakarta: Universitas Terbuka.

Darmawan, Deni.  2012.   Pendidikan Teknologi Informasi dan Komuniksi: Teori dan Aplikasi.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hartoyo. 2012.  Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Bahasa.  Semarang: Pelita Insani.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2010.   Perencanaan Pengajaran.  Jakarta: PT Rineka Cipta.

Masitoh dan Laksmi Dewi.  2009.  Strategi Pembelajaran.  Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Munadi, Yudhi.  2008.   Media Pembelajaran:  Sebuah Pendekatan Baru.  Jakarta: Gaung Persada Press.

Rahman.  2005.   Desain Instruksional Bahasa.  Bandung: Alqaprint.

Sadiman, Arief  S. dkk.  2011.  Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.  Jakarta: PT Raja Grafindo.

Saladin, Djaslim.  2004.   Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan.  Bandung: Linda Karya.

UNESCO. Terj: Rusli. 2002.  Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendiddikan: Kurikulum untuk Sekolah dan Program Pengembangan Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Wena, Made.  2011.  Strategi Pembelajara Inovatif Kontemporer:  Suatu Tinjauan Konseptual Operasional.  Jakarta: PT Bumi Aksara.

Yusuf, Pawit M. 2010.   Komunikasi Instruksional, Teori dan Praktik.  Jakarta: PT Bumi Aksara.

 


[1]Djaslim Saladin, Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan, (Bandung: Linda Karya, 2004), h. 1.

[2]Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2010), h. 37.

[3]Made Wena, Strategi Pembelajara Inovatif Kontemporer:  Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 2.

[4]Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional, Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 228.

[5]Masitoh dan Laksmi Dewi, Op. Cit., h. 8.

[6]Yudhi Munadi,  Media Pembelajaran:  Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008),  h. 4.

[7]Made Wena, Op. Cit.

[8] Made Wena, Op. Cit.

[9]Masitoh dan Laksmi Dewi, Op. Cit., h. 41.

[10]Rahman, Desain Instruksional Bahasa, (Bandung: Alqaprint, 2005), h. 169.

[11]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 3.

[12] Arief  S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,  (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.7.

[13] Budinuryanta dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 4.3.

[14]Munadi, Op. Cit., h. 6.

[15]Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 3.

[16]Budinuryanta dkk, Op. Cit, h. 4.4.

[17]Munadi, Op. Cit., h. 7-8.

[18]R. Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h.112.

[19]Arief  S. Sadiman dkk, Op. Cit.

[20]Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komuniksi: Teori dan Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 65.

[21]Hartoyo, Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Bahasa, (Semarang: Pelita Insani), h. 43.

[22]Munadi, Op. Cit., h. 148-149.

[23]Azhar Arsyad, Op. Cit., h. 54.

[24]Pawit M. Yusuf, Op. Cit., h. 257.

[25]Made Wena, Op. Cit., h. 203.

[26]Munadi, Op.Cit., h. 150-154.

[27]Deni Darmawan, Op. Cit., h. 94-96.

[28]Made Wena, Op. Cit., h. 207.

[29]UNESCO. Terj: Rusli, Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendiddikan: Kurikulum untuk Sekolah dan Program Pengembangan Guru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2002), h. 79-81.

Leave a comment